PSIM. kependekan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram adalah sebuah klub sepak bola di Yogyakarta yang didirikan pada 5 September 1929 dengan nama awal Persatuan Sepakraga Mataram (PSM). Nama Mataram digunakan karena Yogyakarta merupakan pusat pemerintahan kerajaan Mataram (Ngayogyakarta Hadiningrat). Kemudian pada tanggal 27 Juli 1930
nama PSM diubah menjadi PSIM seperti yang dikenal sekarang. Salah satu
pemain PSIM yang menjadi legenda bagi sepak bola Indonesia adalah R. Maladi yang merupakan kiper PSIM dalam kompetisi Perserikatan 1931.
Saat ini PSIM berlaga di Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, dengan pelatih Seto Nurdiantoro. PSIM memiliki kelompok suporter yang bernama Brajamusti (Brayat Jogja Mataram Utama Sejati)
Sejarah terbentuknya PSIM dimulai pada tanggal 5 September 1929
dengan lahirnya organisasi sepak bola yang diberi nama Perserikatan
Sepak Raga Mataram atau disingkat PSM. Nama Mataram digunakan karena
Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram. Kemudian pada tanggal 27
Juli 1930 nama PSM diubah menjadi Perserikatan Sepak Bola Indonesia
Mataram atau disingkat PSIM sebagai akibat tuntutan pergerakan
kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. PSIM sendiri saat itu
sesungguhnya merupakan suatu badan perjuangan bangsa dan Negara
Indonesia.
Pada tanggal 19 April 1930, PSIM bersama dengan VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), MIVB (PPSM Magelang), MVB (Madiun Putra FC) SIVB (Persebaya Surabaya), VVB (Persis Solo), YVC (Persijap Jepara)
turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di
Societeit Hadiprojo Yogyakarta. PSIM dalam pertemuan tersebut diwakili
oleh HA Hamid, Daslam, dan Amir Noto. Setelah melalui perbagai pertemuan
akhirnya disepakati berdirinya organisasi induk yang diberi nama
Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1931 dan
berkedudukan di Yogyakarta.
Sejak tahun itu pulalah kompetisi tahunan antar kota/perserikatan
diselenggarakan. Dalam kompetisi perserikatan, PSIM pernah menjadi juara
pada tahun 1932 setelah dalam pertandingan final di Jakarta mengalahkan
VIJ Jakarta. Selanjutnya PSIM berkali -kali hanya dapat menduduki
peringkat kedua setelah kalah dalam pertandingan final kompetisi
perserikatan pada tahun 1939, 1940, 1941, 1943, dan 1948.
Sejak Liga Indonesia bergulir pada tahun 1994, prestasi PSIM
mengalami pasang surut yang ditandai dengan naik turunnya PSIM dari
divisi utama ke divisiI Liga Indonesia. PSIM pernah mengalami degradasi
pada Liga Indonesia 1994/1995 dan promosi dua tahun kemudian. Setelah
bertanding selama tiga musim di divisi utama, PSIM kembali harus
terdegradasi ke Divisi I pada musim kompetisi 1999/2000.
Tiga tahun kemudian pada Divisi I Liga Indonesia 2003 PSIM baru
bangkit dan membidik target untuk promosi dengan persiapan tim yang
matang. Di babak penyisihan PSIM bahkan dua kali mengkandaskan tim
favorit Persebaya Surabaya dalam pertandingan tandang kandang dengan
skor telak 3-1, dan 3-0, dan menjuarai Grup C. Sayangnya keperkasaan
PSIM semakin lama semakin luntursehingga gagal melanjutkan dominasinya
pada babak 8 besar yang berlangsung dengan kompetisi penuh. PSIM yang
sejak awal memimpin klasemen harus puas berada di peringkat ke-4, dan
berkesempatan untuk mengikuti playoff. Di babak playoff yang dimainkan
di Solo, PSIM kalah bersaing dengan Persela Lamongan hanya karena
perbedaan jumlah gol.
Akhirnya, pada tahun 2005 PSIM berhasil lolos ke kasta tertinggi liga
indonesia setelah keluar sebagai juara divisi I yang dalam pertandingan
final mengalahkan Persiwa Wamena di stadion Si Halak Harupat Bandung
dengan skor 2-1. Mulai 2010 PSIM semakin eksis di kancah sepakbola
nasional dengan prestasi yang semakin meningkat dan akhirnya mulai
kompetisi 2011/2012 PSIM telah menjadi tim profesional yang tidak lagi
mengandalkan dana dari APBD.
Dari sekian banyak pertemuan-pertemuan melibatkan laskar-laskar PSIM
waktu itu maka pada tanggal 15 Februari 2003 di Yogyakarta tepatnya di
Balai RK Mangkukusuman Markas Laskar PSIM yaitu Hooligans. H.Guntur
Artamaji sebagai penggagas dikumpulnya sekelompok laskar PSIM sebelum
adanya Brajamusti ( Hooligans, Mgr, Cobra Mataram, Dahkota, Baju Barat,
Pathuk squad & Cidelaras). Menetapkan pemilihan nama Suporter PSIM
melalui Sayembara surat kabar dan akhirnya terpilih dari sekian banyak
nama-nama akhirnya dipilih nama Brajamusti kepanjangan dari 'Brayat
Jogja Mataram Utama Sejati'.
Arti sesungguh nya dari kata Brajamusti adalah Aji-ajian sakti dari
Gatutkaca. Bima adalah salah satu dari pandawa lima, mempunyai anak
Gatutkaca. Dia adalah raksasa di Mahabharata dan hanya muncul pada saat
perang Baratayuda, dijadikan idola pahlawan yang gagah perkasa dalam
pewayangan dengan berbagai cerita dan kesaktiannya dengan aji-ajian
Brajamusti yang sampai saat ini masih bisa dipelajari dikalangan
masyarat Jawa.
Maksud dari pengambilan nama Brajamusti untuk wadah suporter PSIM
adalah supaya Brajamusti menjadi senjata atau aji-ajian yang ampuh untuk
PSIM untuk menghadapi lawan-lawannya dipentas sepakbola Nasional. Jadi
Brajamusti selalu ada disamping PSIM dimanapun berlaga.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/PSIM_Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar